Direktur Eksekutif Fixpoll Indonesia, Anas RA menilai tokoh partai Golkar belum dapat bersinergi satu sama lain. Bahkan, dia menyebut internal Golkar belum terkonsolidasi dengan baik.
“Siapapun jadi ketua Golkar maka dia harus sosok yang bisa mensolidkan kerja politik partai ke depan,” ujar Anas saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (23/6).
Menurutnya, bersatunya dua kubu sentral Golkar, Agung Laksono dan kubu Aburizal Bakrie di bawah kepemimpinan Airlangga Hertarto belum maksimal. Hal itu, terbukti dalam perolehan suara pada Pemilu 2019 yang belum memiliki peningkatan secara signifikan.
Ke depannya, Anas berpendapat, pemilihan Ketua Umum di Musyawarah Nasional (Munas) yang rencananya akan digelar Desember 2019 mendatang, Golkar harus lebih selektif dalam memilih ketua umum. Dia pun menjelaskan, salah satu kriteria yakni memiliki elektabilitas sebagi bekal dalam Pemilu 2024.
“Ketum Golkar ke depan Harus figur kuat yang memiliki ketokohan elektoral di gelanggang pilpres 2024,” ucapnya.
Anas mengingatkan, agar ketua umum yang terpilih tak lagi menargetkan jabatan menteri atau pejabat publik lainnya. Sebab, menurutnya, rangkap jabatan hanya mengakibatkan kinerja partai tak bisa maksimal.
“Namun jika ketumnya punya ambisi politik di pilres pasti akan mengonsolidasikan struktural partai untuk mendapat dukungan rakyat di pemilu 2024,” jelasnya.